loading...
RADARKAMPUS.COM, Semarang – Tiga Perubahan EYD Menjadi
PUEBI, Baru-baru ini Ejaan yang Disempurnakan (EYD) mengalami
perubahan menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Perubahan ini
dilakukan sebagai dampak dari meluasnya ranah pemakaian bahasa seiring kemajuan
teknologi, ilmu pengetahuan, dan seni.
Dari
beberapa perubahan tersebut setidaknya ada tiga hal mendasar yang berganti
diantaranya adalah penambahan huruf diftong, penggunaan huruf tebal, serta
penggunaan huruf kapital.
Huruf
diftong yang ditambahkan ke PUEBI adalah ‘ei’. Hal ini sebagaimana yang
diungkapkan Drs Mustakim, M.Hum,sebagai Kepala Bidang Pemasyarakatan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia, perubahan ini terjadi karena
bahasa Indonesia banyak menyerap istilah dari bahasa asing, sehingga kini ada
empat diftong dalam bahasa Indonesia yakni ai, au, ei, dan oi.
Selain
diftong, perubahan juga terjadi pada penggunaan huruf tebal. Penggunaan huruf
tebal ini belum diatur pada ejaan bahasa Indonesia sebelumnya. Pada PUEBI,
huruf tebal ini dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang ditulis miring
serta untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau
subbab.
Perbedaan
PUEBI dengan EYD yang terakhir terletak pada huruf kapital. Pada ejaan bahasa
Indonesia sebelumnya tidak diatur bahwa unsur julukan ditulis dengan awal huruf
kapital. Kini, aturan tersebut terdapat pada PUEBI.
Beberapa perubahan sistem ejaan bahasa Indonesia sudah terjadi beberapa kali.
Pada 1947, bahasa Indonesia menggunakan sistem Ejaan Soewandi, kemudian sistem
Ejaan Melindo pada 1959, dan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) pada 1972 hingga
2015. Hingga saat ini kembali berubah menjadi edoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
BACA JUGA
loading...
Labels:
Terkini
Thanks for reading Tiga Perubahan EYD Menjadi PUEBI. Please share...!
0 Comment for "Tiga Perubahan EYD Menjadi PUEBI"